Perempuan Papua bekerja bukan untuk dirinya tetapi untuk keluarganya (anak-anak, suami bahkan kerabatnya)
Merka memilih bekerja untuk menyelamatkan tumahtangganya dari ancaman kemiskinan. Tak mengherankan jika mereka duduk di pasar dari pagi sampai malam hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya semata. Tak ada hasil jualannya yang ditabung, yang dipikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan hidup keluarganya hari ini.
Seandainya mereka sejahtera, tak mungkin mereka bekerja seperti demikian! Sampai kapankah kesejahteraan itu dapat mereka raih? Siapa orang atau lembaga yang paling bertanggungjawab meningkatkan kesejahteraan mereka?
Tolong jangan menutup mata! Jangan biarkan Perempuan Papua ini hanya duduk di emperan-emperan toko. Kapankah mereka berdaya dan duduk di dalam toko sebagai pemilik toko yang sedang berjualan? kapankah senyum keceriaan tanpa beban terlihat di wajah mereka?
Tolong jangan menutup mata! Jangan biarkan Perempuan Papua ini hanya duduk di emperan-emperan toko. Kapankah mereka berdaya dan duduk di dalam toko sebagai pemilik toko yang sedang berjualan? kapankah senyum keceriaan tanpa beban terlihat di wajah mereka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar