Hari itu, Sabtu tanggal 9 Agustus 2015. Saya beserta team peneliti sosial budaya mengunjungi wilayah Kabupaten Maybrat yang secara kebetulan merupakan daerah dimana saya berasal. Terdapat beberapa lokasi yang kami lakukan wawancara, yaitu Kampung Ayawasi, Konja, Kisor, Kamat, Ayata, Fategomi, Yaksoro, Jitmau, Mapura, Sauf, Seni dan Suswa. Saya senang karena hampir 80 persen wilayah Kabupaten Maybrat telah saya lalui dan saya tidak mendapat kesulitan dalam mewawancarai masyarakat adat di sana karena pada dasarnya mereka adalah orang-orang yang sangat welcome dan aktif dalam berdiskusi.
Kebetulan, saya disuruh membahas bagaimana masyarakat Maybrat bisa survive pada zaman dahulu sebelum mereka mengenal budidaya pertanian atau masih bermatapencaharian sebagai Peramu. Hal yang menarik bagi saya yaitu pada saat saya menanyakan bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan protein hewani? Mereka menjawab dengan cara berburu atau menangkap ikan di sungai atau danau. Sayapun bertanya untuk menggali informasi bagaimana pengetahuan tradisional masyarakat Maybrat dalam berburu dan menangkap ikan. Ternyata yang saya temukan ada 5 jenis jerat atau perangkap dalam berburu dan memiliki beberapa jenis alat penangkap ikan dan 4 jenis racun ikan atau udang.
Hal yang memberatkan saya sebagai peneliti adalah ketika saya bertanya pada Kampung-Kampung yang sudah mulai terasimilasi dengan nilai-nilai modern. Karena merekapun tidak tahu dan sudah tidak pernah melakukan aktivitas berburu. Beda halnya dengan masyarakat yang masih melakukan aktivitas berburu dan menangkap ikan seperti di daerah Ayata, Konja, Seni dan Suswa. Mereka sangat antusias dalam bercerita dan menunjukan peralatan berburu mereka.
Namun kelemahan saya dalam penelitian ini adalah saya tidak berpartisipasi dengan mereka untuk melakukan dan melihat sendiri cara berburu mereka sehingga saya harus berimajinasi dengan cara menggambar atau membuat sketsa bersama-sama dengan mereka.
Peralatan berburu orang Maybrat adalah takri yaitu bambu runcing atau gagar runcing untuk
menikam babi serta menggunakan karef yaitu
anak panah untuk membunuh rusa, kasuari, burung, dll.
Orang Maybrat juga mengenal beberapa jerat.
Jerat babi, kasuari, rusa berbeda dengan jerat burung atau jerat tikus tanah. Ada beberapa jenis jerat atau perangkap hewan yang dikenal orang Maybrat antara lain
- Kayah
Jerat kayah adalah jerat dengan membuat lubang tanah sedalam 2 – 3 meter dan menanam bambu
runcing atau kayu tajam di dalam lubang
tersebut serta di atas lubang tersebut ditutupi oleh daun-daun atau rumput-rumputan.
- Susur
Jerat susur dilakukan dengan cara menanam bambu runcing di bawah pagar kebun di tempat dimana babi
biasanya masuk ke kebun tersebut. Biasanya pagar tempat babi melompat lebih
rendah dari yang lain sehingga ketika babi melompat langsung mengenah susur
tersebut
- Poka
Jerat yang dibuat menggunakan tali
rotan dengan menggunakan simpul sehingga babi, kasuari, tikus tanah ketika menginjak jerat tersebut langsung tali
simpul tersebut mengikatnya.
- Fonara
Fonara adalah jerat burung yang dipasang di atas pohon dan
memiliki tali sampai ke bawah pohon yang dipegang oleh pemburu. Ketika burung
tersebut menginjakan kakinya pada jerat di atas pohon maka,
pemburu segera menarik tali tersebut ke bawah beserta burung yang sudah terikat kakinya
dengan tali.
- Rie
Rie adalah jerat untuk burung yaitu
menggunakan getah pohon sukun yang diolesi pada sebuah kayu berukuran 1 meter
dan kemudian kayu tersebut diletakan
pada pohon tempat burung bermain. Ketika burung tersebut menginjak getah
tersebut, ia tidak bisa lagi terbang tetapiterlengket pada jerat tersebut.
Alat penangkap
ikan
Mokor |
Orang Maybrat
menciptakan beberapa alat penangkap ikan yaitu perahu bagi yang bermukim di sekitar danau dan Mokor
yang terbuat dari kulit kayu Melinjo di anyam berlumbang menyerupai jala ikan dan direkatkan menggunakan rotan, biasanya digunakan oleh perempuan. Ada juga
alat penangkap ikan lainnya itu yaitu Watar. Watar atau bubu yang terbuat dari gagar
yang diayam kerucut. Bagian bulatnya
ditutupi dengan anyaman rotan seperti jaring. Mokor diletakan pada air sungai
dan kemudian mereka mengusir atau menepuk-nepuk air supaya ikan dapat masuk ke dalam bubu. Jika ikan tersebut telah masuk maka akan terperangkap dan tidak
bisa keluar lagi.
Jenis Racun Ikan
Orang Maybrat juga menangkap ikan
dengan menggunakan racun ikan. Ada empat
jenis racun ikan yang mereka kenal yaitu (1)racun ikan akar tuba, (2)racun srah
(kulit kayu), (3) racun tali omoref dan (4) racun faguoh (kulit kayu)